Perkembangan IPTEK pada masa Dinasti Fathimiyah, Mesir.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dinasti fathimiyah bisa
dibilang cukup membanggakan, bila dibandingkan dengan dinasti-dinasti lainnya.
Akan tetapi sumbangan dinasti fathimiyah dalam kemajuan ilmu pengetahuan tidak
sebesar sumbangan Abbasiyah di Baghdad dan umayyah di Spanyol.
Pada masa ini kurang produktif dalam menghasilkan karya tulis dan
ulama besar kecuali dalam jumlah yang kecil. Sekalipun banyak diantara Khalifah
dan para wazir menaruh perhatian dan penghormatan kepada para ilmuwan dan pujangga.
Salah satu wazir yang paling peduli terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
adalah Ibnu Khillis, ia mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang setiap
bulannya ia berikan subsidi besar.
Pada saat Ibnu Khillis menjadi wazir, istana menjadi surga bagi para
ilmuwan. Hal ini terlihat dari isi istana yang berisi para ilmuwan islam
Dinasti Fathimiyah, diantaranya adalah seorang fisikawan besar bernama Muhammad
At-Tamim, Lalu terdapat Al-Kindi sebagai sejarawan serta Topografer terbesar
yang hidup di Fustat, ia meninggal pada tahun 961 M.
Sementara itu terdapat pakar terbesar pada awal dinasti Fathimiyah
berdiri yaitu Qadzi An-Nu’man dan beberapa keturunannya yang menduduki jabatan
Qadhi dan keagamaan tertinggi selama 50 tahun semenjak penaklukkan Mesir sampai
pada masa pemerintahan Al-Hakim.
Selain pandai dalam bidang hukum, para Qadhi ini juga cakap dalam
berbagai disiplin pendidikan tinggi. Selain itu pada masa khalifah Al-Hakim
terdapat beberapa orang mesir yang berkarya dalam penulisan sejarah, syair, astrologi,
dan juga hal-hal lain tentang keislaman.
Selain mahir dalam bidang kepemimpinan para khalifah Fathimiyah
juga merupakan tokoh pendidikan serta orang yang berperadaban tinggi.
Diantarannya adalah khalifah Al-Aziz yang termasuk diantara khalifah-khalifah
yang mahir dalam bidang syair dan ia juga mencintai kegiatan pembelajaran,salah
satu peranannya dalam bidang pendidikan bagi dinasti Fathimiyah adalah ia telah
mengubah masjid agung Al-Azhar menjadi sebuah lembaga pendidikan tinggi.
Khalifah lainnya adalah Al-Hakim, pada saat ia berkuasa istananya
dihiasi dengan kehadiran seorang pakar terbesar dalam bidang astronomi yaitu
Ali bin Yunus, lalu terdapat juga Ibnu Ali Al-Hasan bin Al-Haitami sebagai
seorang fisikawan muslim terbesar dan ia juga ahli dalam bidang optik.
Selain dua orang ilmuwan tersebut terdapat juga sejumlah sastrawan
dan ilmuwan lainnya yang berkarya di Istana Fathimiyah, terutama pada masa
Al-Hakim berkuasa. Peranan para khalifah
Fathimiyah dalam bidang IPTEK yang lainnya adalah mendirikan sekolah dan
perguruan tinggi, lalu mendirikan perpustakaan umum dan lembaga ilmu
pengetahuan.
Salah satu dari lembaga ilmu pengetahuan yang terkenal dari dinasti
Fathimiyah adalah Dar Al-Hikmah yang didirikan oleh Khalifah Al-Hakim pada
tahun 1005 M, lembaga ini merupakan prakarsa terbesar untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, sekalipun pada awalnya lembaga ini dimaksudkan sebagai sarana
penyebaran dan pengembangan ajaran Syi’ah Ismailiyah.
Karena besarnya minat Khalifah Al-Hakim dalam penelitian astronomi,
ia pun mendirikan lembaga observasi di bukit Al-Mukattam. Selain untuk meneliti
bidang astronomi, lembaga observasi seperti ini juga digunakan untuk mempelajari astrologi,
kedokteran, kimia dan sejenisnya. Lembaga ini juga
didirikan di beberapa tempat lainnya.
Selain itu para Khalifah Dinasti Fathimiyah pada umumnya juga
mencintai berbagai macam seni, termasuk seni arsitektur, oleh karena itu mereka
memperindah ibu kota dan kota-kota lainnya dengan berbagai macam bangunan
megah.
Diantara bangunan-bangunan yang menandai kemajuan arsitektur
Dinasti Fathimiyah adalah masjid agung Al-Azhar serta masjid agung Al-Hakim,
disamping itu para Khalifah Fathimiyah juga mendatangkan sejumlah arsitek
Romawi untuk membantu menyelesaikan tiga buah gerbang raksasa yang terletak di
Kairo, serta benteng-benteng di wilayah perbatasan Bizantium.
Semua bangunan ini merupakan sebagian dari peninggalan Dinasti
Fathimiyah dalam bidang seni arsitektur. Demikian peranan Dinasti Fathimiyyah
dalam bidang Ilmu pengetahuan dan teknolologi yang juga berjasa bagi umat islam
pada umumnya
Hikmah yang dapat kita ambil adalah meskipun alirannya Syi’ah
tetapi tidak menutup kemungkinan jika perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi orang Syi’ah lebih pesat bila dibandingkan dengan orang sunni
sehingga menjadikan orang-orang sunni belajar dari perkembangan tersebut.
Lalu kita juga dapat meneladani para ilmuwan muslim yang hidup pada
masa Fathimiyah, karena mereka juga turut berjasa dalam mengembangkan IPTEK
bagi umat islam dan dunia pada umumnya.
Hikmah selanjutnya yang dapat kita ambiladalah peranan pemerintah
yang begitu besar terhadap perkembangan IPTEK di zaman Fathimiyah, hal ini
dapat kita terapkan sebagai umat muslim yang mencintai ilmu, karena jika para
ilmuwan saja tidak didukung oleh kalangan Istana, pastilah perkembangan ilmu
pengetahuan juga tersendat-sendat.
Pada akhirnya semoga kita kedepannya dapat menerapkan hikmah-hikmah
yang ada tersebut kedalam kehidupan kita guna membangkitkan kehormatan serta
kejayaan umat islam di mata dunia. Aamin-Aamin ya robbal ‘alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar